Login or Register Skin - Body - Anti Aging - Hair - Spa
SERVICE
 

 

TESTIMONIALS
 
From : Cindy
Saya seorang mahasiswi, usia 20 tahun Bulu ketiak saya tebal dan ...
» Selanjutnya
 
From : Novita
Saya seorang karyawati,usia 26 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu saya ...
» Selanjutnya
 
From : Merry
Saya seorang ibu RT, dulu saya mengalami kegemukan (BB: 65kg) ...
» Selanjutnya
 
 
 
Artikel

Berjemur di bawah sinar matahari hangat di pagi hari tentunya adalah kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan. Berjemur memberikan Anda asupan vitamin D untuk kulit dan tubuh. Namun ternyata manfaat sinar matahari tak hanya itu saja. Penelitian mengungkap bahwa paparan sinar matahari bisa memperlambat perkembangan obesitas dan diabetes.

Peneliti yang mengamati efek cahaya matahari pada tikus mengungkap bahwa paparan sinar matahari pada tikus bisa memperlambat proses penambahan berat badan. Tak hanya itu, risiko diabetes pada tikus juga menurun, seperti tingkat glukosa yang tak normal dan resistensi insulin.

Efek cahaya UV matahari diklaim berkaitan dengan zat bernama nitrat oksida yang dikeluarkan kulit setelah terpapar sinar matahari. Hal ini diketahui peneliti setelah mengetahui bahwa efek krim nitrat oksida pada kulit sama dengan paparan sinar matahari, seperti dilansir oleh Science Daily (26/10).

Meski begitu, peneliti akan melakukan langkah selanjutnya untuk melakukan uji coba pada manusia. Mereka berharap hasil yang sama juga ditemukan pada manusia. Selain diketahui bisa memperlambat proses kenaikan berat badan dan mencegah diabetes, nitrat oksida juga diketahui bisa menurunkan tekanan darah.

Meski paparan sinar matahari diketahui bisa memberikan manfaat kesehatan, namun peneliti menjelaskan bahwa hasil ini sebaiknya diterima dengan kewaspadaan. Karena permukaan kulit tikus berbeda dengan manusia dan karenanya peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek paparan sinar matahari secara jelas pada manusia.

Hasil ini ditemukan peneliti dari Telethon Kids Institute di Perth setelah berkolaborasi dengan Universities of Edinburgh and Southampton. Hasil penelitian ini sendiri diterbitkan dalam jurnal Diabetes.