Login or Register Skin - Body - Anti Aging - Hair - Spa
SERVICE
 

 

TESTIMONIALS
 
From : Cindy
Saya seorang mahasiswi, usia 20 tahun Bulu ketiak saya tebal dan ...
» Selanjutnya
 
From : Novita
Saya seorang karyawati,usia 26 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu saya ...
» Selanjutnya
 
From : Merry
Saya seorang ibu RT, dulu saya mengalami kegemukan (BB: 65kg) ...
» Selanjutnya
 
 
 
Artikel

Temuan ini mematahkan pendapat umum yang mengatakan bahwa pasien kanker payudara harus menghindari produk kedelai. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumsi jangka panjang dari produk kedelai dapat menurunkan risiko kambuhnya kanker payudara.

"Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada dampak negatif untuk mengonsumsi produk kedelai selama pengobatan kanker payudara," kata pemimpin penelitian tersebut, Leena Hilakivi-Clarke, seorang profesor onkologi di Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center di Amerika Serikat.

Wanita yang menderita kanker payudara sering disarankan untuk menjauhi produk kedelai dan suplemen berbasis kedelai untuk mencegah interferensi dengan perawatan anti-estrogen.

Gagasan yang menyatakan bahwa kandungan kedelai, khususnya genistein (isoflavon), dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker payudara dan mengganggu perawatan anti-estrogen didasarkan pada studi yang dilakukan pada tikus yang tidak memiliki T-sel sitotoksik (sel kekebalan tubuh), yang dikenal mampu menyerang kanker payudara.

Hasil studi itu membuat para ahli onkologi menyarankan kepada pasien kanker payudara untuk menghindari konsumsi produk kedelai. Para peneliti menemukan bahwa ketika tikus laboratorium diberi makan kedelai, khususnya genistein, dari sebelum pubertas, respon imun sel T diaktifkan bahkan sebelum mereka memulai pengobatan tamoxifen (terapi anti-estrogen).

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kemampuan genistein untuk mengaktifkan respon imun anti-tumor dan mengurangi ekspresi mekanisme imunosupresif dapat menjelaskan mengapa asupan genistein dapat mengurangi risiko kambuhnya kanker payudara," kata Hilakivi-Clarke.

Tetapi, para peneliti menyarankan untuk mengonsumsi genistein sebelum tumor berkembang.