Login or Register Skin - Body - Anti Aging - Hair - Spa
SERVICE
 

 

TESTIMONIALS
 
From : Cindy
Saya seorang mahasiswi, usia 20 tahun Bulu ketiak saya tebal dan ...
» Selanjutnya
 
From : Novita
Saya seorang karyawati,usia 26 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu saya ...
» Selanjutnya
 
From : Merry
Saya seorang ibu RT, dulu saya mengalami kegemukan (BB: 65kg) ...
» Selanjutnya
 
 
 
Artikel

Apakah Anda pernah mendengar cerita-cerita tentang para binaraga yang berusaha membesarkan ototnya dengan makan telur, tepatnya memperbanyak makan putih telur? Itu dilakukan untuk memberikan asupan protein karena protein dibutuhkan untuk membentuk otot. Namun sebenarnya ada dampak di balik terlalu banyaknya asupan putih telur lho.

Seperti dilansir dari stylecraze.com, ada tiga dampak mengejutkan yang bisa ditimbulkan oleh banyaknya asupan putih telur, antara lain adalah

  • Kekurangan vitamin B7/Biotin

    Jika Anda suka makan telur putih mentah, hal ini bisa menurunkan asupan biotion atau vitamin B7. Kekurangan biotin bisa menyebabkan kondisi kulit seperti dermatitis atau cradle cap pada kulit kepala bayi. Kurangnya biotin juga bisa menyebabkan lemahnya otot, rasa sakit dan kram pada otot, kejang hingga rambut rontok. Belum lagi risiko terkena bakteri Salmonella. Jadi, untuk menghindari masalah ini, pastikan Anda memasak telur benar-benar matang.

     
  • Alergi

    Ada beberapa orang yang mengalami alergi karena terlalu banyak makan telur. Ini disebabkan oleh terlalu banyaknya asupan albumin. Hal ini bisa menimbulkan efek seperti gatal-gatal, ruam, pembengkakan kulit, mual, diare hingga muntah dan gejala alergi lain.

    Gejala yang lebih parah juga bisa terjadi dengan timbulnya keadaan kesulitan bernapas, pembengkakan pada tenggorokan, mulut dan saluran pernapasan, serta adanya penurunan tekanan darah yang mendadak sehingga dapat menyebabkan pusing dan kehilangan kesadaran. Jika sudah begini, Anda benar-benar perlu menghindari telur untuk beberapa waktu.

     
  • Kebanyakan protein

    Makan makanan berprotein dalam jumlah tinggi bisa menimbulkan masalah ginjal. Ginjal harus menyaring darah yang terlalu banyak protein, dan ini merupakan "kerja keras" bagi ginjal. Anda bahkan bisa berisiko mengalami cidera ginjal akut atau gangguan fungsi ginjal karena tidak kuat menyaring kelebihan protein.