Login or Register Skin - Body - Anti Aging - Hair - Spa
SERVICE
 

 

TESTIMONIALS
 
From : Cindy
Saya seorang mahasiswi, usia 20 tahun Bulu ketiak saya tebal dan ...
» Selanjutnya
 
From : Novita
Saya seorang karyawati,usia 26 tahun. Sejak 3 tahun yang lalu saya ...
» Selanjutnya
 
From : Merry
Saya seorang ibu RT, dulu saya mengalami kegemukan (BB: 65kg) ...
» Selanjutnya
 
 
 
Artikel

Para ilmuwan telah berhasil menemukan cara untuk mengontrol pigmentasi kulit. Tentunya penemuan ini akan berpengaruh terhadap proses untuk memutihkan atau menggelapkan warna kulit secara aman. Pada prinsipnya, warna kulit perempuan dipengaruhi oleh hormon progesterone dan estrogen, dua jenis hormon seks para perempuan. Estrogen membuat kulit lebih gelap sementara itu progesterone bersifat mencerahkan.

Ilmuwan mengungkapkan adanya 2 reseptor tingkat sel yang diyakini mengendalikan proses itu yang disebut sebagai melanocytes. Tidak hanya itu saja, terdapat 2 molekul yang mirip dengan progesterone dan estrogen yang dapat mengaktifkan reseptor itu untuk merangsang tanning atau penggelapan dan pencerahan warna kulit tanpa menyebabkan perubahan pada bagian tubuh lainnya yang biasa berkaitan dengan kedua hormon ini.

Suatu hari nanti, krim yang mengandung 2 molekul ini akan dapat membantu mereka yang mengalami kondisi tertentu sehingga menyebabkan warna kulit menjadi tidak rata. Sebagai contoh adalah penyakit vitiligo. Ini adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sebagian kulit kehilangan kemampuan untuk memproduksi melamin. Almarhum Michael Jackson juga mengalami penyakit ini.

Krim tersebut nanti juga dapat digunakan di dalam kosmetik atau digunakan oleh mereka yang ingin menggelapkan atau mencerahkan warna kulit tanpa harus terpapar alat tanning atau sinar matahari. Penelitian ini dilakukan berdasar fenomena yang sudah diamati selama puluhan tahun yakni kulit wanita biasanya mengalami perubahan saat hamil.

Seorang dokter asal Yunani yang hidup pada 2400 tahun silam yakni Hippocrates menyadari munculnya bintik kehitaman pada tubuh ibu hamil. Meskipun kurang tepat, namun saat itu ia menduga bahwa bintik – bintik hitam itu berkaitan dengan jenis kelamin bayi yang dikandung.

Ilmuwan modern juga sudah menghubungkan hormon seks dengan perubahan pigmen. Apalagi salah satu efek samping dari pemakaian krim estrogen adalah kulit yang semakin hitam. Tetapi bagaimana tepatnya hormon seks itu berpengaruh terhadap pigmentasi kulit masih menjadi pertanyaan yang sudah muncul cukup lama. Baru sekarang ini mulai dipahami setelah ditemukan 2 reseptor hormon progesterone dan estrogen. Tentunya ini menjadi salah satu cikal bakal cara baru untuk mencerahkan atau menggelapkan warna kulit dengan cara yang lebih aman.